1. Aspek-aspek yang perlu dievaluasi dalam mikro teaching adalah:
a. Metode pengajaran yang digunakan
b. Media pembelajaran yang hendak dipakai
c. Hal-hal atau materi yang telah disampaikan dalam mikro teaching
d. Pemahaman para siswa tentang apa yang telah diberikan pengajar
e. Kesimpulan
Kelebihan mikro teaching :
a. Materi yang akan diajarkan tidak meluas, dan sesuai dengan pokok bahasan
b. Mempermudah dalam pemberian pemahaman pada siswa
Kekurangan mikro teaching :
a. Proses pengajaran selalu tergantung pada media pengajaran, jika media yang akan digunakan mengalami hambatan, maka proses pengajaran juga akan terganggu.
b. Kekurangsiapan pemateri dalam pemilihan materi atau pokok bahasan karena setiap siswa memiliki daya pikir yang berbeda-beda sehingga perlu kewaspadaan khusus dalam pemilihan soal dan metode penilaian yang akan diberikan pada siswa.
Mikro teaching seharusnya tidak tergantung pada suatu aspek pengajaran mikro teaching seperti materi atau media yang dipakai dalam mengajar. Mikro teaching seharusnya mempergunakan manfaat dari semua aspek yang ada untuk kelancaran dalam proses mengajar. Kesiapan aspek-aspek tersebut menjadi hal paling utama yang harus diperhatikan oleh pemateri, seperti kesiapan media yang akan dipakai untuk membantu melancarkan proses mengajar. Tidak hanya media saja, tetapi pemateri harus jeli dan lebih teliti dalam menghadapi siswa yang akan diajarnya, seperti mengetahui daya pikir dan penyesuaian pertanyaan yang akan diberikan kepada siswa termasuk metode penilaian.
2. Perbedaan subjektif tes dan objektif tes :
a. Subjektif tes : bentuk teks yang dapat diskor secara subjektif, dimana alternatif jawaban diperoleh berdasarkan pemikiran individu masing-masing.
Contoh :
Mengapa sebelum makan kita harus mencuci tangan lebih dahulu?
Jawab : Karena, supaya menghilangkan kuman-kuman yang menempel pada tangan kita. Serta terlindungi oleh penyakit.
b. Objektif tes : bentuk teks yang dapat diskor secara objektif (tidak mendua), dimana alternative jawaban telah dipasok oleh orang yang mengkonstruksi butir soal.
Contoh :
Hewan apakah yang memiliki leher panjang?
a. Gajah
b. Jerapah
c. Kelinci
Jawaban : (b)
3. Ciri formal metode PAN :
a. Menggunakan system kelompok, penilaian mengelompok
b. System nilai menggunakan pengolahan nilai mentah
c. Hasil monitoring individual dapat dijadikan sebagai monitoring kelompok atau hasil monitoring kelas
d. Dengan tes acuan patokan penilaian pelaksanaan kurikulum dapat dikerjakan
4. Deskripsi cerita “Si bajul dan si singo”
Di suatu hutan yang lebat, terdapat permusuhan antara si bajul dan si singo. Permusuhan keduanya ini terjadi sejak nenek moyang mereka masih hidup. Masalah yang ada hanya perebutan makanan coklat yang ada ditepi sungai. Seperti biasa, si singo mencari makanan karena lapar, lalu si singo mendatangi pohon coklat dan mencoba meraihnya, tapi tak mampu diraihnya. Sehingga hanya dapat menggoyang pohon itu agar jatuh buah coklatnya, maka digoyanglah pohon itu hingga jatuh. Tetapi buah coklat itu jatuh ke dalam sungai. Tiba-tiba si bajul datang dan memakan coklat itu ketika dalam air. Hal itu membuat si singo marah besar dan memaki si bajul sebagai pencuri, tetapi si bajul berpendapat bahwa coklat itu jatuh ke dalam wilayahnya. Si bajul mengingatkan si singo pernah curang dalam masalah coklat itu. Beberapa waktu lalu, si bajul menjaga pohon itu karena si singo menyuruh untuk menjaganya. Si bajul menjaga dengan seksama coklat itu. Tetapi setelah datang si singo, coklat itu diambil semua oleh si singo dan itu membuat si bajul dendam. Hingga datang pak tani yang mendamaikan masalah itu dengan membagi rata coklat yang ada dan mendamaikan si singo dan si bajul.
Soal :
1. Siapa saja yang saling bermusuhan?
a. Pak tani dan pak polisi
b. Arema dan Persebaya
c. Si singo dan si bajul
2. Apa yang direbutkan oleh si singo dan si bajul?
a. Sungai
b. Coklat
c. Pak tani
3. Dimana rumah tempatnya si bajul?
a. Surabaya
b. Kandang
c. Sungai
4. Mengapa si singo menggoyang pohon coklat?
a. Karena lapar
b. Karena ingin bercanda
c. Karena ada pak tani
5. Siapakah yang mendamaikan si singo dan si bajul?
a. Pak lurah
b. Pak tani
c. Pak guru
5. Dalam proses pembelajaran mengenai sastra anak-anak, kita dapat mengambil berbagai manfaat dari mata kuliah ini. Salah satunya yaitu kita dapat mengambil manfaat berupa cara atau metode untuk mengajarkan sesuatu pada anak-anak dengan menimbang ketentuan-ketentuan yang ada serta terkait pada pertumbuhan anak dalam mempelajari suatu pelajaran. Pada dasarnya mempelajari sastra anak-anak tidak semudah apa yang dibayangkan sebelumnya, karena dunia anak-anak sangat beragam dan luas. Sastra anak-anak tidak sekadar mempelajari bagaimana sastra dalam sudut pandang dunia anak-anak saja melainkan juga memberi konsep dan mekanisme bagaimana caranya menyampaikan hakikat sastra itu sendiri sesuai dengan pandangan anak-anak. Sebenarnya sedari kecil anak-anak sudah diperkenalkan dengan dengan dunia sastra secara tidak langsung, misalnya, mengenal dongeng. Dongeng atau cerita bergambar biasanya sering dibawakan oleh orang tua mereka sebagai teman pengantar tidurnya, dengan demikian anak-anak secara tidak langsung telah mengetahui macam-macam sastra meski belum benar-benar memahami apa itu pengertian sastra sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar