Hear U'r God

Hear U'r God
Sebuah potret atas ilham-ilham yang akan Allah berikan pada kita untuk kekuatan kita menempuh hidup di dunia ini. Dengarkan baik-baik setiap dengungan nadanya, intonasinya, dan warnanya yang membentuk suatu kesatuan petunjuk kebenarannya..

Kamis, 30 Juni 2011

Proses Morfologis

Proses Morfologik
Pengertian proses morfologik.
Proses morfologik ialah proses pembentukan kata-klata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Bentuk dasarnya berupa berbagai kemungkinan bentuk kata. Seperti :
a.       Berupa kata. Kata menggergaji, dibentuk dari kata gergaji.
b.      Berupa pokok kata. Kata bertemu, dibentuk dari kata temu.
c.       Berupa frasa. Kata ketidakadilan, dibentuk dari frasa tidak adil.
d.      Berupa kata dan kata. Kata rumah sakit, dibentuk dari kata rumah dan kata sakit.
e.       Berupa kata dan pokok kata. Kata pasukan tempur, dibentuk dari kata pasukan dan pokok kata tempur.
f.       Berupa pokok kata dan pokok kata. Kata lomba tari, dibentuk dari pokok kata lomba dan pokok kata tari.
Dalam bahasa Indonesia, terdapat tiga proses morfologik, ialah proses pembubuhan afiks, proses pengulangan, proses pemajemukan.
Selain ketiga proses itu, terdapat satu proses lagi yaitu proses perubahan zero. Yaitu proses yang hanya meliputi sejumlah kata tertentu. Seperti kata makan, minum, minta, dan mohon. Karena kata-kata itu termasuk golongan kata verbal yang transitif. Tetapi sebagai kata verbal yang transitif, kata-kata tersebut tidak ditandai dengan afiks meN-, maka perubahan dari kata-kata makan, minum, minta, dan mohon sebagai bentuk dasar menjadi kata-kata makan, minum, minta, dan mohon sebagai kata verbal transitif itu disebut perubahan zero yang tidak ada perubahan.

Proses pembubuhan afiks.
Proses pembubuhan afiks ialah pembubuhan afiks pada sesuatu satuan, baik satuan itu berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks, untuk membentu kata. Satuan yang dilekati afiks atau yang menjadi dasar pembentukan bagi satuan yang lebih besar itu di sini disebut bentuk dasar. Misalnya afiks ber- pada jalan menjadi berjalan.
Ada bentuk dasar yang dapat berdiri sendiri sebagai kata, misalnya pakaian dalam berpakaian, serta jalan dalam berjalan. Tetapi ada jiga bentuk dasar yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata dalam penggunaan bahasa, misalnya temu dalam bertemu, serta alir dalam mengalir.
Penentuan bentuk dasar tidak terlepas dari prinsip adanya hirarki dalam bahasa. Bentuk dasar dalam proses pembubuhan afiks tentu merupakan salah satu dari dua unsur yang bukan afiks.

Afiks.
Afiks ialah suatu satuan gramatik terikat yang di dalam suatu kata merupakan unsur yang bukan kata dan bukan pokok kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru. Setiap afiks tentu berupa satuan terikat, artinya dalam tuturan biasa tidak dapat berdiri sendiri, dan secara gramatik selalu melekat pada satuan lain. Misalnya kata minuman. Kata ini terdiri dari dua unsur, ialah minum yang merupakan kata dan –an yang merupakan satuan terikat.
Afiks yang terletak di lajur paling depan disebut prefiks. Seperti meN- dan ber-.
Afiks yang terletak di lajur tengah disebut infiks. Seperti –el- dan –em-.
Afiks yang terletak di lajur belakang disebut sufiks. Seperti –kan dan –an.
Selain ketiga macam afiks di atas, terdapat satu afiks lagi yang disebut afiks terpisah atau simulfiks. Terletak di depan bentuk dasar kata dan di belakangnya. Seperti peN-an dan ber-an.
Morfem ber- dan –an pada kata berpakaian tidak merupakan simulfiks, karena ber- dan –an tidak melekat dan mendukung satu fungsi secara bersama-sama. Morfem –an melekat lebih dulu pada kata pakaian yang membentuk kata nominal. Sementara morfem ber- melekat kemudian dan berfungsi membentuk golongan kata verbal.
Afiks ber- dan –an pada berpakaian bebrbeda dengan afiks ber-an pada berlarian dan berhamburan. Afiks pada kata itu membentuk simulfiks karena melekat bersama-sama pada satu bentuk dasar, dan bersama-sama mendukung satu fungsi, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.

Afiks yang prodiktif dan afiks yang improduktif.
Afiks yang produktif ialah afiks yang hidup, yang memiliki kesanggupan yang besar untuk melekat pada kata-kata atau morfem-morfem, seperti ternyata dari distribusinya, sedangkan afiks yang improduktif ialah afiks yang sudah using, yang distribusinya terbatas pada beberapa kata, yang tidak lagi membentuk kata-kata baru.

Proses pengulangan.
Proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan itu di sini disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk dasar. Misalnya kata ulang rumah-rumah dari bentuk dasar rumah, serta kata ulang berjalan-jalan dari bentuk dasar berjalan.

Bentuk dasar kata ulang.
Setiap kata ulang memiliki satuan yang diulang. Satuan yang diulang itu disebut bentuk dasar. Sebagian kata ulang dengan mudah dapat ditentukan bentuk dasarnya. Dapat dikemukakan dua petunjuk dalam menentukan bentuk dasarnya kata ulang :
1.      Pengulangan pada umumnya tidak mengubah golongan kata. Dijelaskan bahwa bentuk dasar kata ulang yang berupa golongan kata nominal berupa kata nominal juga. Begitu juga golongan kata verbal maupun kata sifat.
Contoh : menari-nari (kata kerja) mempunyai bentuk dasar menari (kata kerja). Gunung-gunung (kata nominal) mempunyai bentuk dasar gunung (kata nominal).
Cepat-cepat (kata sifat) mempunyai bentuk dasar cepat (kata sifat).
Namun ada pengecualian pada kata tinggi yang menjadi kata setinggi-tingginya serta kata jelek menjadi kata sejelek-jeleknya. Kata-kata itu termasuk golongan kata keterangan karena kata-kata tersebut secara dominan menduduki fungsi keterangan dalam suatu klausa, sedangkan bentuk dasarnya seperti kata tinggi dan kata jelek merupakan golongan kata sifat.

2.      Bentuk dasarnya selalu berupa satuan yang terdapat dalam penggunaan bahasa. Misalnya kata mempertahan-tahankan. Bentuk dasarnya bukan mempertahan melainkan mempertahankan, karena mempertahan tidak terdapat dalam pemakaian bahasa.
Bentuk dasar bagi kata ulang penting sekali artinya bagi penentuan golongan pengulangan. Misalnya, jika kata kemerah-merahan dikatakan terbentuk dari bentuk dasar merah, maka pengulangan pada kata kemerah-merahan termasuk golongan pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks, tetapi jika dikatakan terbentuk dari bentuk dasar kemerah-merahan, maka pengulangannya termasuk golongan pengulangan sebagian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar