Film ini merupakan film bertema teknologi dengan penuh sistem penandaan. Tentu film ini mengandung suatu petanda yang sengaja dibuat sebagai kritik sosial atas manusia. Secara umum bakal terlihat, bagaimana film ini menggambarkan suatu keburukan manusia. Aspek verbal dan non verbal terlihat jelas kalau film ini mengkritik kehidupan manusia modern ini.
Mulai dari judul film ini yaitu Wall-E. Judul tersebut juga merupakan nama tokoh robot pengangkut sampah. Tetapi jika dihubungkan dengan keseluruhan isi film ini, kata Wall-E diartikan sebagai tembok elektronik yang bersifat mengurung atau mengekang. Sifat tersebut merupakan sifat alamiah tembok yang keras dan tidak mungkin bisa ditembus. Sementara partikel E pada Wall-E diartikan sebagai huruf pertama pada kata elektronik. Elektronik merupakan buah dari kemajuan teknologi. Hal ini terlihat sepanjang film ini. Teknologi merajai keseluruhan film ini. Semua itu mengacu pada kehidupan manusia pada film tersebut sangat tergantung pada teknologi berupa robot-robot yang bergerak otomatis. Hingga akhirnya, sifat alamiah manusia yaitu bergerak menjadi tergantung pada mesin/robot. Jika mesin/robot tersebut mengalami suatu gangguan, maka manusia-pun akan tinggal diam.
Sementara kata Wall-E pada tokoh utamanya dapat diartikan melalui aspek verbal berupa teks tulisan tersebut. Wall dalam bahasa Inggris berartikan tembok, sedangkan huruf E diartikan sebagai huruf awal pada kata Earth atau dalam bahasa Inggris berarti Bumi. Tokoh Wall-E merupakan robot bersumber tenaga solar. Robot ini merupakan robot yang ditugaskan setiap hari di Bumi untuk mengumpulkan sampah-sampah, lalu mencetaknya menjadi kotak-kotak dan ditumpuk menjadi suatu tembok bangunan. Maka arti yang diperoleh yaitu robot pembangun tembok-tembok dan ditugaskan berkerja di bumi untuk mengolah sampah-sampah.
Di Bumi, dia tinggal sebagai robot sendiri ditemani oleh seekor binatang serangga seperti kecoak. Dia digambarkan tinggal sendiri (tanpa robot sejenis atau beda jenis) merupakan sebuah petanda berupa kritik sosial pada manusia. Karena modern ini, manusia cenderung malas untuk membersihkan lingkungannya dari sampah. Berbeda dengan Wall-E, robot yang satu-satunya tinggal di bumi untuk merapikan sampah-sampah agar terlihat rapi, padahal sampah-sampah yang berjumlah banyak itu bukan merupakan hasil dari kehidupannya. Sosok kecoak ini bisa saja kami sebut sebagai binatang peliharaan dari Wall-E seperti manusia dengan anjingnya. Binatang Kecoak dipilih karena hewan ini mempunyai tingkat survival yang tinggi, termasuk jika terkena radiasi matahari. Apalagi kecoak juga identik dengan tempat kotor seperti tempat sampah.
Robot Wall-E digambarkan juga mempunyai sifat seperti manusia, berperasaan dan mempunyai hati nurani. Hal ini terlihat saat Wall-E tidak sengaja menginjak kecoak temannya tersebut. Dia seolah merasa bersalah melakukan itu. Padahal dia tidak tahu dan mengenal Tuhan sebagai pencipta kehidupan termasuk larangan membunuh sesama makhluk. Hal itu diangkat untuk mengkritik manusia yang sering tidak sengaja melakukan pembunuhan massal terhadap hewan-hewan dan mengambil untung dari peristiwa tersebut.
Sosok manusia juga hadir pada film ini. Kami golongkan menjadi dua, yaitu manusia pada rekaman dan manusia yang menjadi tokoh dalam film tersebut. Tokoh manusia yang kedua disimbolkan sebagai makhluk hidup yang berukuran badan gemuk dan selalu menggunakan kursi yang melayang. Segala mobilitas manusia pada saat itu hanya sekedar perintah dan semua akan datang. Termasuk bagaimana mengatur alam dan waktu. Hal ini terlihat pada kehidupan manusia yang tinggal di suatu pesawat angkasa. Karena mereka (para manusia) tidak tinggal di suatu alam dengan adanya siang dan malam, maka matahari buatan-pun dapat diatur oleh kapten yang memerintah tempat itu.
Kami menangkap dari kejadian tersebut yaitu sebuah petanda atas malasnya manusia dan terus bergantung pada teknologi modern ini. Sehingga semua dapat dicapai tanpa mengeluarkan keringat sedikitpun. Hal tersebut merupakan gambar indeks jika manusia tidak mau berkeringat dan menggampangkan segala hal dengan teknologi maka manusia akan menjadi gemuk dan sulit bergerak serta kehilangan aspek kemanusiaannya. Sedangkan manusia pada rekaman yang digambarkan menari-nari merupakan petanda bahwa manusia selalu senang-senang tanpa memikirkan semua yang ada di sekitarnya.
Tokoh robot utama lainnya yaitu robot EVE. EVE merupakan singkatan dari Extraterrestrial Vegetation Evaluator. Robot ini dihadirkan dalam film ini untuk mencari tumbuhan yang tumbuh di Bumi dan akan dianggap sebagai perintis kehidupan di bumi yang telah ditinggalkan lama oleh para manusia. Hadir dengan tipe yang lebih modern dari robot Wall-E namun mempunyai tingkat penghancuran terhadap sesuatu sangat tinggi. Hal ini menandakan kalau teknologi terus mengalami suatu kemajuan tetapi mengandung risiko bahaya yang lebih besar. Karena hal tersebut memang gejala kehidupan bermasyarakat saat ini.
Sebuah tanaman muncul pada film ini dapat dimaknai sebagai contoh untuk bertahan dalam setiap keterpurukan yang dijalani. Tanaman tersbut tumbuh cukup lama namun masih tamapak segar. Suatu nilai yang dapat diambil dari tanaman itu yaitu kita sebagai manusia seharusnya mampu bertahan dalam keterpurukan kita dan berusaha untuk tersenyum sebagai motivasi diri sendiri. Tumbuhan tersebut meskipun diam, namun tetap terlihat hijau segar sebagai simbol untuk menunjukan semangatnya yang tetap terjaga di tempat asing.
Gambaran setting film ini yang menggambarkan bumi dapat disebut sebagai indeks. Karena gambaran tersebut mengindikasikan suatu kejadian kasualitas. Gambaraan itu menggambarkan bumi yang terlihat kusam. Bumi dalam keadaan tersebut terlihat kusam karena mempunyai sebab yaitu penuhnya sampah yang diakibatkan oleh perilaku manusia. Hal itu mempunyai makna tentang anehnya manusia yang tidak peduli dengan hal tersebut dan cenderung meninggalkan tanggung jawabnya terhadap lingkungannya.
Selanjutnya setting mengenai kehidupan manusia di dalam pesawat luar angkasa. Semuanya aktifitas di pesawat tersebut menggambarkan manusia sebagai makhluk pemalas yang hanya bisa duduk santai di sebuah kursi melayang dan mampu bergerak kemana-kemana. Robot-robot yang berkerja dan menguasai kehidupan tersebut. Ukuran para manusia tersebut yang besar merupakan mengindikasikan suatu pembodohan massal pada manusia. Karena bagaimanapun manusia harus memanusiakan dirinya sendiri, meskipun telah ada teknologi.
Tokoh-tokoh robot secara keseluruhan mempunyai sifat-sifat yang menyimbolkan para manusia yaitu sifat baik dan buruk. Selain tokoh utamanya Wall-E, banyak robot juga yang mempunyai hati nurani seperti EVE. Sedangkan robot yang mempunyai sifat buruk digambarkan pada robot-robot pemerintahan. Karena perlu diketahui, robot-robot pemerintahan tersebut menggantikan perangkat pemerintahan, termasuk alat keamanan negara.
Hal itu juga dapat dilihat pada robot yang juga sekaligus pemegang kendali arah pesawat. Dilihat pada sikap robot tersebut yang mempunyai pendirian tetap, meskipun tidak adil. Sehingga jika ada komponen yang melanggar aturan darinya, dia menganggap sebagai suatu pemberontak dan harus ditangkap. Terkait dengan itu, sifat tersebut merupakan sifat beberapa pemimpin dunia saat ini. Cenderung bersifat diktator. Kalau tidak ada yang tidak setuju maka harus ditangkap, meskipun terasa tidak adil bagi rakyatnya.
Jika membicarakan tentang simbolis dalam film ini, tentu banyak yang bisa diucapkan dalam sistem tanda dalam gambar yang disajikan. Selain hal-hal di atas, kejadian-kejadian yang bisa dijadikan sebagai suatu kritik atas kehidupan manusia banyak terlintas di film ini. Seperti adegan saat Wall-E menemukan cincin beserta kotaknya. Wall-E membuka kotaknya, lalu dengan santai membuang cincin di dalamnya berikut kotak selanjutnya yang dibuang. Hal ini menandakan bahwa robot saat itu hanya ingin berkerja sesambil menemukan barang-barang yang bisa dijadikan perlatan hidupnya. Berbeda dengan manusia jika menemukan barang seperti itu maka akan langsung dipakainya, tanpa memperdulikan hal yang lebih utama dalam hidupnya.
Masih sama seperti itu, ada adegan Wall-E yang menunjukan tempat-tinggalnya yang terlihat terang dan indah yang terbuat dari barang-barang bekas manusia. Hal ini sebagai petanda untuk mengkritik manusia yang tidak mampu membuat barang-barang bekas menjadi lebih berguna. Karena yang bisa dilakukan manusia hanya membuang barang-barang bekas, bahkan cincin-pun dibuang begitu saja. Selanjutnya juga terjadi badai yang menyerupai badai asap, hal ini merupakan suatu indeks atas perubahan iklim di bumi. Hal itu terjadi karena udara yang tidak kuat untuk menahan kotoran/sampah basih atau kering yang banyak dari bumi.
Sejatinya pada film tersebut, dunia robot yang diciptakan merupakan dunia ciptaan manusia sendiri. Namun manusia terlalu santai dalam menggunakan teknologi tersebut. Sehingga tidak diketahui kalau teknologi tersebut yang bakal merugikan manusia sendiri. Contoh yang paing jelas yaitu manusia menjadi pemalas, hingga “robot pengendali kapal” berani menentang perintah kapten. Hal itu disimbolkan sebagai manusia yang saat ini banyak melawan kehendak dan tidak mau menuruti perintah Tuhan sebagai penciptanya.
Sehingga dapat dianalisis sebagai hasil semiotika mengenai tanda, dunia teknologi tidak sempurna seperti yang dibayangkan. Karena penciptanya-pun jauh dari kata sempurna. Dilihat dari adegan dalam film tersebut, manusia meskipun telah berpindah ke tempat yang lebih enak dan canggih tetap tidak bisa membuang tabiat jeleknya. Manusia cenderung membuang sampah di sembarang tempat, meskipun ada robot yang memungutinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar