Hear U'r God

Hear U'r God
Sebuah potret atas ilham-ilham yang akan Allah berikan pada kita untuk kekuatan kita menempuh hidup di dunia ini. Dengarkan baik-baik setiap dengungan nadanya, intonasinya, dan warnanya yang membentuk suatu kesatuan petunjuk kebenarannya..

Minggu, 03 Juli 2011

kritik Artikel

Kritik Tata Bahasa Sebuah Artikel                                                           
Artikel : SBY & KIB JILID DUA

Sejatinya, pembacaan artikel ini awalnya harus mempunyai pengetahuan mengenai dunia marketing. Sehingga kita dapat lebih muda membaca dan mengritik artikel ini dari segi bahasanya. Sesuatu hal yang jelas terlihat yaitu adanya istilah-istilah asing dan merujuk pada bidang marketing. Akibat dari hal tersebut kita sebagai seorang yang tidak berkecimpung dalam dunia marketing menjadi tidak mengerti. Mungkin memang tulisan tersebut diperuntukkan buat kalangan yang mengenal dunia marketing.
Penulis sendiri saya yakini sebagai seorang ahli dalam dunia marketing. Hermawan Kertajaya tentu sangat tidak merasa kesulitan dalam pembuatan artikel ini, namun beliau seharusnya mengerti jika tulisannya akan dibaca masyarakat luas. Maka dari itu, seharusnya beliau menggunakan pilihan kata yang mampu dicerna oleh masyarakat luas. Apa yang ditulis juga dapat berguna buat masyarakat luas karena menyangkut Presiden dan kabinetnya. Ketidakbakuan kata menjadi titik masalah dari artikel ini.
Penulis apapun termasuk artikel memang harus dibiarkan bebas dalam mencurahkan isi hatinya yang dianggap mengusik. Namun juga memerlukan perhatian terhadap tata bahasa yang dipakai. Seperti paragraf-paragraf dalam artikel tersebut serta diksi yang dipakai. Ejaan Yang Disempurnakan menjadi pijakan atas penilaian tersebut. Seperti pada paragraf kedua dan ketiga yang hanya mengandung satu kalimat, seharusnya paragraf yang benar minimal terdiri dari empat kalimat. Selanjutnya mengenai diksi artikel tersebut. Pada paragraf keempat misalnya, terdapat kata “gak” yang sudah sangat jelas bahwa ini bukan bahasa baku. Jika kata “gak” yang dimaksud pada paragraf keempat ini adalah bahasa jawa, maka seharusnya ditulis dengan huruf yang miring. Lebih baiknya jika kata “gak” tersebut digantikan dengan kata “tidak” sesuai Ejaan Yang Disempurnakan.
Dalam artikel ini justru hal yang menarik yaitu kalimat pertanyaan yang terletak pada bagian akhir artikel ini. Pertanyaan tersebut ditujukan pada para pembaca. Ada dua sisi yang berbeda dari pertanyaan tersebut, yaitu sisi positif yang mengikutkan para pembaca ikut berkomentar terhadap isi artikel tersebut. Hal tersebut sangat berguna untuk menghilangkan keegoisan dalam teks tersebut. Sedangkan hal negatif dari pertanyaan tersebut yaitu munculnya suatu anggapan negatif pula. Seperti munculnya anggapan yang mengatakan bahwa teks tersebut tidak kuat dan tidak berpendirian. Jika teks tersebut ingin kuat atau berpendirian, maka jangan timbulkan pertanyaan tersebut.
Suatu pernyataan mengenai awal artikel tersebut yang menanyakan sebab jika KIB jiid II lebih banyak wakil dari Partai politik ketimbang seorang yang profesional. Seharusnya pemilihan kabinet tersebut perlu segera dikaji, dalam hal ini anggota parpol yang ditarik sebagai menteri dalam kabinet tersebut. Mereka para menteri yang terkait merupakan orang-orang yang tidak kompeten terhadap tugas-tugas yang dinginkan. Sedangkan para profesional merupakan seorang yang hidup di tengah-tengah masyarakat dan mempunyai keahlian sepihak dari pernyataan tersebut. Namun, yang terpenting dari hal tersebut yaitu berupa kesepahaman antara pemerintah dengan calon menterinya yang dianggap kompeten. Hal tersebut sangat perlu sebagai tindak lanjut mengenai pemulihan etos kerja para menterinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar