Hear U'r God

Hear U'r God
Sebuah potret atas ilham-ilham yang akan Allah berikan pada kita untuk kekuatan kita menempuh hidup di dunia ini. Dengarkan baik-baik setiap dengungan nadanya, intonasinya, dan warnanya yang membentuk suatu kesatuan petunjuk kebenarannya..

Minggu, 03 Juli 2011

Analisis Novel "Norwegian Wood": Tinjauan feminisme dan budaya Partriarkhi

SINOPSIS
Toru Watanabe merupakan tokoh utama dalam cerita ini. Cerita ini merupakan masa lalunya yang tidak sengaja teringat olehnya ketika berada di pesawat. Tanpa disadari dalam pesawat itu melantunkan lagu Norwegian Wood karya The Beatles. Secara tidak langsung dia teringat akan masa mudanya ketika masih kuliah di Tokyo dengan segala idealismenya dalam kehidupan termasuk cinta.
Dia merupakan seorang mahasiswa yang merantau ke kota Tokyo saat berumur 18 tahun. Dia meninggalkan keluarganya dan tinggal di suatu asrama mahasiswa di dataran tinggi Tokyo. Di Asrama tersebut, dia tinggal sekamar dengan seorang yang dijuluki “Si Kopasgat”. Asrama tersebut merupakan tempat pembentukan karakter Watanabe dalam kehidupannya di Tokyo.
Selanjutnya di Tokyo dia sering bertemu dengan mantan kekasih sahabatnya yaitu Naoko. Naoko merupakan kekasih sahabatnya yang telah tiada yaitu Kizuki. Secara tidak langsung, Watanabe jatuh hati setelah tidur bersama dengan Naoko. Namun ironisnya, Naoko pergi meninggalkan Tokyo untuk berobat di suatu daerah pegunungan di luar Tokyo. Naoko terkena gangguan mental dan harus pergi ke suatu tempat rehabilitasi. Naoko sadar akan kelainannya tersebut dan berinisiatif sendiri untuk pergi berobat rehabilitasi mental. Hal tersebut membuat Watanabe sempat bertanya-tanya dan merasa lega kemudian ketika Naoko membalas suratnya yang menyatakan kalau dia tengah menjalani proses pengobatan di suatu daerah yang berudara sejuk.
Sebelumnya, kehidupannya di Tokyo bertemu dengan orang-orang yang ikut membangun karakter dari Watanabe. Dia bertemu dengan seorang anggota asrama yang mempunyai hobi sama dengannya yaitu membaca karya-karya sastra terkenal bernama Nagasawa. Dia merupakan seorang maniak seks yang sering berhubungan intim dengan banyak wanita. Sering pula Watanabe diajak pergi olehnya ke tempat hiburan malam yang akrab dengan minuman keras, lalu melihat wanita dan mengajak tidur wanita tersebut. Hal itu sebenarnya tidak asing dengan kehidupan Watanabe yang telah tidur dengan mantan pacarnya sebelum dia pindah ke Tokyo. Padahal Nagasawa telah mempunyai pacar, dan ironisnya pacar dari Nagasawa merasa baik-baik saja dengan kebiasaan buruk pacarnya (Nagasawa).
Untuk mengisi waktu luangnya, Watanabe berkerja paruh waktu di suatu toko piringan hitam. Hasil kerjanya lumayan untuk menambah uang jajan di Tokyo, termasuk saat acara ulang tahun Naoko, Watanabe memberi hadiah untuknya.
Hingga ketika Watanabe merasakan keadaan kesepian saat Naoko pergi berehabilitasi dan si Kopasgat pulang ke daerahnya dan tidak kembali. Maka dia secara tidak langsung bertemu dengan Midori. Wanita yang menurut Watanabe sendiri, merupakan wanita yang cukup aneh dan membingungkan, apalagi kalau ternyata Midori mencintai Watanabe. Mereka berdua sering melakukan berbagai hal hanya berdua. Tapi Watanabe tetap pada pendiriannya untuk menunggu Naoko agar cepat sembuh.
Hingga beberapa bulan kemudian, datanglah surat dari Naoko yang berisikan kalau dia boleh dijenguk oleh Watanabe. Senangnya hati Watanabe membaca surat itu dan segera bergegas pergi meninggalkan kota Tokyo ke pegunungan daerah Kyoto. Setelah sampai di daerah tersebut dan bertemu dengan Naoko, dia dikenalkan dengan wanita yang agak paruh baya bernama Reiko. Dia merupakan teman sekamar di tempat rehabilitasi Naoko, termasuk menjaganya kalau Naoko sedang kumat lalu menangis tiba-tiba. Reiko yang mengenalkan lagu Norwegian Wood pada Watanabe. Hari-hari Watanabe di tempat rehabilitasi menyenangkan baginya, karena dia bertemu dengan Naoko yang telah lama tidak dijumpainya.
Hingga akhirnya, ketika Watanabe telah berada di Tokyo lagi. Dia menerima telepon dari Reiko yang mengabarkan jika Naoko telah meninggal akibat dia tidak tahan dengan penyakitnya yang tidak dapat disembuhkan. Mendengar berita tersebut, Watanabe merasa hancur dan agak terguncang. Apalagi dia tengah ditunggu oleh Midori yang selama ini menemaninya untuk menjalin suatu hubungan.
Singkat cerita, Watanabe memilih untuk keluar dari asrama dan menyewa suatu rumah. Pada tempat itu dia berharap memulai hidup baru, membuang kenangan lama. Tetapi dia malah kedatangan Reiko yang ingin bertemu dengannya dan menceritakan tentang keadaan Naoko saat mau meninggal.

ANALISIS
Cerita ini merupakan karya dari pengarang wanita bernama Haruki Murakami. Cerita ini secara keseluruhan merupakan sebuah ingatan tokoh utamanya yang bernama Toru Watanabe pada masa lalunya saat kuliah. Secara umum, Toru Watanabe seperti mahasiswa atau sebagai pemuda lainnya pasti merasakan masa muda yang penuh dengan idealisme termasuk idealisme cinta ala remaja.
Jika disamakan dengan pengarang wanita di Indonesia, Haruki Murakami mempunyai kesamaan dengan pengarang wanita di Indonesia dalam hal cerita yang berbau feminisme dan seksualitas yang diekspos. Dalam novel ini pun begitu kental akan atmosfer seksualitas yang diekpos dan dibalut dengan feminisme. Cinta yang hadir pada Watanabe untuk Naoko dirasa sangat mendalam sehingga feminisme yang hadir terasa, apalagi ditambah dengan unsur seksualitas pada diri Watanabe. Di Indonesia hadir karya-karya seperti Saman-Larung karya Ayu Utami atau Jangan Main-Main Dengan Kelaminmu karya Djenar Maesa Ayu. Karya-karya tersebut merupakan karya bertema feminisme dan diselingi dengan adegan atau narasi tentang unsur seksualitas yang terjadi dalam tokoh-tokohnya. Sehingga dapat dikatakan kalau unsur seksualitas dapat diekspos tetapi dengan arah yang benar. Arah yang benar dalam arti dibungkus oleh feminisme dan merupakan sebuah interpretasi atas kehidupan manusiawi.
Feminisme tidak hanya hadir untuk kaum wanita, tetapi juga dapat hadir pada tokoh lelaki seperti pada novel ini. Toru Watanabe merupakan tokoh utama dalam novel ini dan berpandangan hidup manusiawi akan cinta dan seksualitasnya. Dia tentu merasakan akan perasaan yang hadir pada dirinya ketika melakukan aktifitas seksual dengan seorang wanita. Watanabe mengetahui perasaan yang hadir ketika bercinta dengan Naoko, seorang yang sangat dicintainya. Sehingga tertera pada novel itu setelah bercinta dengan Watanabe, Naoko menghilang dan membuat Watanabe merasa kehilangan seseorang yang sangat dicintainya.
Perasaan Watanabe saat itu tentu merasa kebingungan akan semua hal yang tidak dimengertinya. Diawali oleh tidak ada kabarnya Naoko saat satu hari setelah mereka tidur, lalu Watanabe mencarinya di apartemennya. Ternyata Naoko pulang ke daerah mereka berasal yaitu Kobe. Selanjutnya Watanabe berulang kali mengirim surat pada Naoko, namun tidak dibalas. Hingga beberapa saat kemudian, Naoko membalas suratnya dan mengatakan bahwa dirinya sekarang tengah berada pada suatu tempat rehabilitasi kejiwaan. Tentu terlihat jelas bagaimana perasaan yang dialami oleh Watanabe ketika mengetahui akan hal itu. Gadis yang dicintainya dan telah ditidurinya saat itu sekarang tengah berobat untuk mengobati gangguan mentalnya. Watanabe juga mengingat bahwa saat itu merupakan saat pertama kalinya Naoko melakukan hubungan seks, setelah melakukan itu Naoko menangis.
Bukan menangis karena menyesal akan kehilangan keperawanannya, melainkan memang terdapat gangguan mental pada dirinya. Apalagi diketahui saat Naoko ingin melakukan hubungan seks dengan Kizuki, Naoko tidak mengalami pembasahan pada kelaminnya. Namun pada saat berhubungan dengan Watanabe, dia mengalami pembasahan dan lancar saat berhubungan. Hal itu yang kami kira sebagai penyebab gangguan mental pada Naoko. Dengan orang yang telah lama dicintainya (Kizuki) tidak terangsang, sedangkan pada orang yang baru dicintainya (Watanabe) ia terangsang. Apalagi ketika mereka mencoba melakukannya lagi di asrama rehabilitasi, Naoko tidak mengalami pembasahan. Hal itu tentu menjadi beban bagi kondisi kejiwaan Naoko yang tengah mengalami gangguan mental.
Dalam novel ini yang dapat menjadi titik lemahnya yaitu pada budaya patriarkhi. Budaya tersebut terlihat kental dalam novel ini dengan pengaplikasiannya pada tokoh-tokoh wanita itu. Mulai dari Naoko yang harus diwatakkan sebagai wanita yang mengalami gangguan mental setelah melakukan hubungan seksual untuk pertama kalinya. Selanjutnya tokoh Hatsumi, dia merupakan pacar dari Nagasawa yang mempunyai kebiasaan berhubungan seks dengan banyak wanita. Namun dia membiarkannya saja. Tokoh Midori, tokoh wanita yang dikarakterkan sebagai wanita semaunya sendiri dalam menentukan jalan hidupnya sehingga dikenal badung. Selanjutnya tokoh Reiko, tokoh wanita paruh baya yang berkelainan orientasi seksual yaitu lesbi. Namun diakhir cerita, tokoh ini melakukan hubungan intim dengan Watanabe selepas minum-minum. Karakter-karakter di atas tentu mengindikasikan budaya patriarkhi terpampang jelas di novel ini, yaitu wanita selalu saja dalam di bawah laki-laki derajatnya.

KESIMPULAN
Cerita ini berlatar awal pada sebuah pesawat yang ditumpangi oleh Toru Watanabe yang akan mendarat di bandara kota Hamburg, Jerman. Saat itu dari dalam pesawat muncul pengumuman untuk melepas sabuk pengaman, lalu dilanjutkan dengan lagu berjudul Norwegian Wood karya The Beatles. Pada saat itulah dia teringat akan sebuah ingatan masa lalunya yang tentu masih diingat di kepalanya 20 tahun yang lalu. Sebuah cerita cinta yang mengharukan baginya.
Hasil analisis di atas dapat dikemukakan bahwa dalam novel ini, feminisme dan aspek seksualitas hadir dan menjadi suatu bagian kehidupan di dalamnya. Karena jika kedua hal tersebut dihubungkan dengan cinta atau lebih tepatnya atas nama cinta maka terlihat logis kedua hal tersebut hadir dalam novel karya pengarang wanita ini. Selanjutnya yang perlu digarisbawahi yaitu budaya patriarkhi yang hadir dalam setiap tokoh wanita. Budaya ini merupakan budaya yang menjadikan kaum wanita berada satu tingkat atau satu level di bawah kaum pria. Sehingga dapat dikatakan kalau dalam novel ini, tokoh pria manasuka atau semaunya sendiri berhubungan dengan wanita manapun. Wanita hidup hanya untuk menuruti kaum lelaki. Lebih jelasnya terlihat pada kehidupan tokoh Hatsumi dan Nagasawa.

2 komentar: