Hear U'r God

Hear U'r God
Sebuah potret atas ilham-ilham yang akan Allah berikan pada kita untuk kekuatan kita menempuh hidup di dunia ini. Dengarkan baik-baik setiap dengungan nadanya, intonasinya, dan warnanya yang membentuk suatu kesatuan petunjuk kebenarannya..

Jumat, 01 Juli 2011

Pusis Ruang: Analisis Apresiasi Puisi

 Puisi karya Linus Suryadi
Ruang                                    

Aku akan masuk ke dalam
sebentuk ruang
yang memberikan
kemungkinan-kemungkinan tenggelam
di tengah kebalauan
dengan dinding
dan suara asing
Lahir penerangan
dataran tanpa tepi
bisik-bisik yang akhali
menangkap angan sendiri
                                                       
//Aku akan masuk ke dalam sebentuk ruang yang memberikan kemungkinan-kemungkinan tenggelam di tengah suasana kebalauan dengan dinding dan suara asing// //(Kemudian) lahir penerangan (dengan) dataran (yang) tanpa tepi dan bisik-bisik akhali (dan) menangkap angan sendiri//
Saya memparafrasekan puisi di atas dengan tujuan dapat menemukan gagasan penulis berdasar pada makna leksikal dan argumentasi-argumentasi yang saya kemukakan. Saya menafsirkan puisi ini sebagai puisi kamar yang dimana penyairnya menciptakan puisi ini sesuai dengan apa yang dirasakan dan dialami oleh penyair tersebut dalam kehidupannya. Entah itu kehidupan nyatanya atau kehidupan batiniahnya. Karena sesuai dengan ciri khas penyair yang bertema kebatinan pada setiap karyanya. Judul Ruang tentu memberi makna yang ambiguitas. Tentu banyak yang menafsirkan dengan ruang ‘tempat’, ruang ‘waktu’, ataupun ruang ‘suasana dalam batiniah’. Saya menyilahkan untuk memberi gagasan pada setiap penafsiran, tapi tentu tetap dalam arti yang diminta dan dimaksud oleh penyair yang bernama Linus Suryadi ini.
Kandungan dalam puisi ini mengindikasikan pada waktu yang disimbolkan dalam judul ‘ruang’ merupakan waktu para manusia menebus dosanya selama hidup di bumi ini. Lebih tepatnya saat manusia dikumpulkan pada suatu padang untuk menunggu pemanggilannya menghadap Tuhan setelah ajal menjemputnya hingga masuk pada neraka. Berhubung terdapat kata ‘akan’, berarti hal ini belum terjadi tetapi telah dibayangkan dengan proses batiniah penyairnya. Waktu tersebut sangat menentukan kemungkinan para manusia akan tenggelam dalam neraka jahanam terlebih dahulu. Karena pada hakikatnya, manusia tidak pernah luput dari dosa duniawi. ‘Di tengah kebalauan’ ini dimaksudkan kebingungan para manusia yang hendak masuk neraka. Tentu ‘dinding’ yang saya maksud pada puisi tersebut merupakan dinding neraka serta dipenuhi suara asing yang berasal dari penghuni neraka lainnya maupun para penghukum. ‘Lahir penerangan’ yang saya tafsirkan adalah dimana manusia diangkat dari neraka dan diantar ke surga dengan penerangan yang tentu membahagiakan para manusia. Surga yang mampu memberikan apapun yang diminta oleh para manusia dan tiada bertepi dataran surga itu maupun permintaan manusia itu. ‘Bisik-bisik akhali’ merupakan bisik yang berhubungan dengan realitas yang dapat iatangkap dengan akal. ‘Menangkap angan sendiri’ maksudnya saya tafsirkan sebagai angan-angan milik manusia yang tentu bisa diciptakan dan direalisaskikan sendiri tanpa ada kesulitan. Sesuai dengan kehidupan di surga yang dapat memberikan kita kebahagiaan akhirat karena dapat menentukan apa yang kita inginkan.
Dari analisis di atas saya menyimpulkan gagasan penulis. Penulis ingin menyampaikan pada kita tentang proses batiniah, proses berpindahnya ruang dan pemaknaan ruang dalam proses kematian manusia yang menuju neraka dan surga. Maka dari itu tulisan saya mungkin tidak akan mendapat totalitas maksud dan tujuan sang penyair dalam membuat puisi ini. Setidaknya mendekati apa yang dmaksud penyair.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar