Hear U'r God

Hear U'r God
Sebuah potret atas ilham-ilham yang akan Allah berikan pada kita untuk kekuatan kita menempuh hidup di dunia ini. Dengarkan baik-baik setiap dengungan nadanya, intonasinya, dan warnanya yang membentuk suatu kesatuan petunjuk kebenarannya..

Jumat, 06 Januari 2012

Konflik Keluarga Dalam Novel Of Bees And Mists, Peri Kecil Di Sungai Nipah, The God Of Small Thing, dan The House Of The Spirits


-          Analisis Perbandingan
Konflik dalam keluarga merupakan suatu hal yang lumrah terjadi pada setiap keluarga. Hal itu merupakan bagian penting dari kehidupan berumahtangga. Hal itu pun dapat dianggap sebagai stimulus untuk manjaga keharmonisan keluarga, namun hal itu pun dapat dianggap sebagai suatu bencana yang berakhir dengan perpecahan keluarga. Konflik tersebut dapat berasal dari subjek siapapun seperti, ayah dan ibu, kakak dan adik, ayah dan kakak, kakek dengan mertuanya, adik dengan pamannya, istri dengan adik iparnya, dan lain-lain. Termasuk dalam beberapa novel tersebut. Kesamaan dari ke empat novel tersebut yaitu hadirnya konflik yang berada dalam setiap keluarga tokoh utama pada setiap novel tersebut.
Konflik-konflik yang hadir pada setiap novel tersebut bersubjek pada tokoh-tokoh yang masih mempunyai hubungan darah maupun hanya hubungan kekerabatan saja. Tema konflik yang diambil oleh para pengarang novel-novel tersebut yaitu mengenai problematika cinta dan nafsu, seperti selingkuh. Hal itu dibungkus dengan cerita-cerita menarik. Selingkuh antara suami dengan wanita lain juga dibalas dengan hadirnya wanita yang ingin untuk berselingkuh dengan pria idaman lainnya. Hal tersebut pada umumnya sebuah hal yang lumrah pada kehidupan kota untuk selingkuh sampai kapanpun, ketidakpuasan ditengarai sebagai suatu hal yang berkelanjutan jika diteruskan dengan konflik keluarga.
Konflik keluarga disikapi dengan berbeda cara pada setiap cerita novel tersebut. Pada novel Of Bees And Mist, konflik keluarga tersebut bermula pada lahirnya seorang anak perempuan bernama Meridia. Gabriel dan Ravenna adalah orangtua dari Meridia. Sebelumnya pasangan tersebut hidup bahagia, namun semenjak lahirnya Meridia sering terjadi konflik antara Gabriel dan Ravenna. Hal tersebut merupakan suatu hal yang tidak biasanya, karena jika hanya konflik keluarga biasa tentu akan bermuara pada kebahagiaan jika konflik terebut diakhiri. Konflik tersebut sepertinya tidak akan pernah bermuara pada kebahagiaan, hingga Meridia hanya merasa dekat dengan perawat atau pengasuhnya. Sedangkan orangtua tengah sibuk dalam aktifitas sehari-harinya.
Sang ayah, Gabriel tidak menyukai kehadiran Meridia dalam kehidupan ini, entah itu karena dengungan lebah yang mengatakan bahwa Meridia sebagai pembawa ketidakbahgiaan hidup Gabriel. Apalagi ketika Meridia memasuki ruang kerja dari Gabriel, Gabriel sangat murka melihat Meridia tengah berdiri di ruang penelitiannya. Dia memarahi Meridia dengan kata-kata yang tidak begitu mengenakan dan tidak seharusnya pada orangtua dan anaknya.
"Siapa yang memberi Anda izin untuk masuk?" Meridia berbalik dan menyusut. Senyum nya langsung meleleh dari wajahnya. "Bicaralah Jangan hanya berdiri di sana mengeluarkan air liur seperti kera.!"
Kata-kata yang tidak pantas keluar dari mulut seorang ayah untuk anaknya yang tidak sengaja masuk ke ruang kerjanya. Seharusnya Gabriel mampu bersikap sebagai seorang ayah dengan kelembutanya agar tidak memasuki ruang kerjanya, karena hal tersebut akan berakibat buruk terhadap psikologis anak (Meridia). Atau jika memang ruangan tersebut dilarang dimasuki oleh orang lain tanpa ijin dari dirinya, sebaiknya dikunci saja meskipun hanya sebentar meninggalkan ruangan tersebut.
Berbeda dengan sang ibu, Ravenna. Ravenna sangat menyayangi anaknya tersebut, namun rasa sayang itu agak terganggu oleh sifat pelupa dari Ravenna. Kejadian yang paling disesalkan adalah ketika Ravenna lupa akan tanggal kelahiran Meridia, sehingga Meridia bingung untuk merayakan hari ulangtahunnya. Hal tersebut seharusnya tidak terjadi jika Ravenna bukan seorang pelupa dan akhirnya mempengaruhi psikologis sang anak, Meridia. Karena peristiwa ulangtahun merupakan hal yang sangat penting untuk anak berumur kurang dari 10 tahun.
Dua hal tersebut menjadi suatu konflik tersendiri bagi Meridia, suatu hal yang tidak patut ia terima saat umur kurang dari 10 tahun. Meridian seharusnya mendapat perhatian lebih dari orangtuanya, bukan seorang ayah yang tidak senang melihanya dan seorang ibu yang sering melupakannya. Konflik psikologis dan konflik batin menjadi tema utama dari Meridia. Dia hanya mampu menerima semua ini dengan tenang dan berbagi kepada pengasuhnya.
Selanjunya ketika dia menikah dengan Daniel, timbul konflik lagi dengan orangtua perempuan Daniel, Eva. Konflik tersebut tentu tidak dinginkan oleh Meridia sendiri. Bagaimanapun seseorang menginginkan hidupnya tenang dan berkomunikasi baik kepada siapa pun, termasuk kepada mertuanya. Namun Eva dengan perangainya yang buruk terus meneror Meridia sampai mempengaruhi anak Meridia dan Daniel, Noah.
Untuk cerita novel Peri Kecil di Sungai Nipah, konflik dalam keluarga lebih dari sekedar sebuah masalah suka atau tidak sukanya seseorang dalam keluarga dengan anggota keluarga lainnya. Namun lebih kepada hadirnya seseorang yang menganggu hubungan pasangan suami-istri dalam cerita tersebut. Hal itu yang disebut dengan perselingkuhan, apalagi perselingkuhan tersebut menghasilkan sebuah benih. Tokoh Karyo Petir dalam cerita tersebut memiliki peran yang sangat unggul untuk dijadikan sebuah kesalahan atas hancurnya hidup keluarganya. Saat dia telah mendapatkan seorang istri, Dalloh dengan kesuburannya dalam menghasilkan keturunan, Karyo berselingkuh dengan Wasti, seorang yang berasal dari desa sebelah tempat ia tinggal.
Perselingkuhan tersebut menghasilkan seorang anak bernama Kulung. Pada saat itu juga Karyo diberikan keturunan bernama Dagu dan Gora. Saat itu juga konflik pun mulai timbul dalam keluarga tersebut. Mulai dari depresinya Wasti sebagai seorang yang di cap perempuan nakal di desanya, karena melahirkan Kulung tanpa memberi tahu siapa ayah dari Kulung. Hingga pada akhirnya Wasti memlih untuk bunuh diri karena tidak tahan atas malu yang dideritanya. Selanjutnya, Kulung atas bantuan neneknya hendak menemui ayahnya, Karyo. Maka dia pun menyusul ke rumah Karyo dan ingin membalas dendam atas meninggalnya sang ibu.
Konflik tersebut berlanjut kepada usaha Kulung atas permbalasan dendamnya dengan mengaku telah meniduri Gora, anak Karyo. Hal tersebut dilakukan dengan motif untuk membuat hancur perasaan Karyo. Karena bagaimanapun seorang ayah akan merasa bingung melihat dua anaknya telah melakukan hal yang tidak benar. Sesuatu yang memang terlarang untuk dilakukan oleh dua orang anak dari seorang ayah, meskipun berbeda ibu.
Konflik selanjutnya berlangsung atas nama perselingkuhan yang dilakukan oleh istri Karyo, Dalloh. Dalloh berselingkuh dengan Mandor Jarot. Hal itu dilakukan untuk membalas dendam atas perselingkuhan yang dilakukan oleh suaminya kepada Wasti dan menghasilkan benih bernama Kulung. Sehingga Karyo mengalami penderitaan yang luar biasa dalam hidupnya. Selain memikirkan masalah anaknya yang ditiduri oleh anak hasil perselingkuhannya, dia juga memikirkan masalah istrinya yang berselingkuh dengan Mandor Jarot. Selain hal itu dia juga dipikirkan dengan masalah Dagu yang diculik dan disiksa atas kegiatan demo yang dilakukannya, hal itu pun terjadi karena ulah Kulung. Karena memang telah bertabuh gendering peperangan dalam diri Kulung untuk menghancurkan keluarga ayah kandungnya sendiri.
Seharusnya konflik tersebut tidak harus terjadi jika Karyo Petir memliki kesungguhan untuk menjaga keharmonisan keluarganya sendiri. Saat ada kebosanan dalam menghadapi istrinya, dia tidak perlu melakukan perslingkuhan dengan Wasti. Karena bagaimanapun kehancuran hidupnya berasal dari perselingkuhan tersebut. Hingga dia dibalas dengan kehancuran setelah melihat anak-anak beserta istrinya terlibat permasalahan yang krusial, apalagi ditengarai hal itu disebabkan oleh hadirnya Kulung.
Untuk cerita novel The God Of Small Thing, konflik dalam keluarga bermula pada kehidupan Ammu Ipe. Saat dia berada di Calcutta dan berkeluarga dengan seseorang yang mencoba melacurkan dirinya ke atasannya. Di Calcutta Ammu melahirkan anak kembar yaitu Estha dan Rahel, namun Ammu Ipe akhirnya pulang ke orangtuanya ke daerah Aymanam. Disana ia berkumpul dengan saudara-saudaranya yang justru memiliki permasalahan baru satu sama lainnya. Dia mempunyai saudara-saudara yang juga mempunyai permasalahan sendiri-sendiri yang pada akhirnya menjadi satu masalah puncak dengan Ammu beserta anak kembarnya.
Permasalahan yang dipunyai oleh saudara-saudara Ammu cenderung sama seperti permasalahan Ammu tentang retaknya suatu hubungan kisah-kasih dengan orang lain. Saudara lelakinya bernama Chako yang telah membina hubungan rumahtangga dengan Margareth di London. Namun Margareth bercerita jika dia dirinya telah berselingkuh dengan Joe, hal itu membuat Chako akhirnya pulang ke India untuk mengurus keluarganya saja. Sementara saudara perempuan Ammu yang bernama Kochama juga mengalami masalah yang sama dengan apa yang Ammu dan Chako alami. Sehingga diri Kochama menjadi sedih yang tak terhingga dan cenderung untuk melukai dan memprovokasi orang-orang lain termasuk saudara-saudaranya sendiri. Permasalahan yang dialami oleh Kochama yaitu cintanya yang terbalas oleh pastor muda yaitu bernama Mulligan yang datang ke daerah tempat Kochama tinggal. Perbedaan konflik di antara Ammu dengan saudara-saudaranya membuat mereka kembali ke rumah tinggal orangtuanya. Selain itu juga ada si kembar Rahel dan Estha, juga Margareth dan Sophie yang tak lain adalah anak dari Chako dan Margareth.
Konflik keluarga itu mulai memanas saat Ammu bertemu dengan Velutha yang tak lain adalah seorang yang telah berkerja di keluarga Ammu dan saudara-saudaranya. Hingga mereka berdua melakukan hubungan terlarang pada malam hari. Hubungan tersebut membuat Ammu benar-benar merasa jatuh cinta dengan Velutha, namun Kochama tidak senang melihat hal tersebut dan berusaha mengusir Velutha agar tiudak dapat melanjutkan hubungan dengan Ammu. Ammu yang mengetahuinya malah menuduh hal tersebut karena ulah si kembar. Si kembar yang merasa tidak menerima dengan hal tersebut mencoba kabur dari rumah karena kecewa dengan sikap ibunya, hal tersebut terlaksana dengan diikuti oleh  Sophie. Namun usaha melarikan diri itu malah membawa petaka dengan meninggalnya Sophie karena tenggelam saat mereka menyebrang sungai.
Konflik tersebut berlanjut hingga di rumah saat Margareth dan Chako menemukan anak mereka telah meninggal dunia. Sehingga hal tersebut membuat Margareth menampar Estha. Hal itu berlanjut dengan pelaporan Velutha oleh Kochama sebagai dalang atas meninggalnya Sophie kepada polisi. Ammu yang mendengar berita tersebut mencoba mengkalrifikasi ke kantor kepolisian tentang kebenaran yang terjadi dan mencoba membuktikan bahwa Velutha tidak bersalah. Seperti yang telah disebutkan di atas jika Ammu sangat mencintai Velutha. Sehingga akan berupaya sekeras mungkin untuk membela Velutha. Sebuah respon yang akan melahirkan konflik-konflik lanjutan yang tentu dimanfaatkan oleh Kochama.
Konflik lanjutannya yaitu berupa hasutan yang dilancarkan oleh Kochama karena melihat situasi yang keruh dalam keluarganya. Karena bagaimanapun terasa sebagai sebuah ladang emas untuk digarap agar semua merasakan kesedihan seperti yang Kochama alami, sejak saat ditolak oleh Pastor Mulligan. Hasutan tersebut berupa perkataan Kochama kepada Chako sehingga mengusir Ammu dan beserta anak-anaknya seperti Estha dan Rahel. Hingga pada akhirnya Ammu harus meninggal karena terusir dan tidak mempunyai penghasilan untuk bertahan hidup. Sementara Estha dan Rahel harus berpisah karena Rahel dipindah ke Amerika untuk kuliah.
Jika dirunut konflik memang terlalu pelik untuk diukir masalah awalnya, karena Ammu sebagai awal masalah mempunyai cinta yang seperti cinta manusia biasa. Selanjutnya Kochama sebagai tukang pemanas masalah justru semakin senang karena melihat masalah yang tengah terbuka di dalam keluarganya. Hingga permasalahan menjadi semakin runcing dan tidak mempunyai penyelesaian masalahnya.
Untuk konflik dalam cerita novel The House Of The Spirit, konflik bermula dari seorang kepala keluarga yang bernama Esteban Trueba. Sebelum berkeluarga dengan Clara, dia telah menghamili seorang petani yang berkerja di keluarga Tres Marias dan berbuah anak bernama Esteban Garcia. Hal itu menjadi konflik tersendiri karena bagaimana pun nanti Esteban Garcia akan bertanya-tanya mengenai tindakan yang tidak bertanggungjawab yang dilakukan oleh Esteban Trueba.
Selanjutnya konflik lainnya terjadi saat Esteban Trueba menikah dengan Clara dan kedatangan adik dari Esteban Trueba yaitu Ferula. Karena suatu hal yang dilakukan oleh Ferula membuat Esteban Trueba marah, akhirnya Ferula terusir dari rumah dan menyumpahi kakaknya akan meninggal menjadi anjing nanti. Suatu hal yang menyedihkan karena terjadi konflik di antara saudara tersendiri yang berakhir pengusiran Ferula dari rumah Trueba.
Pernikahan mereka menghasilkan tiga anak yaitu Blanca, Jaime, dan Nicolas. Blanca tumbuh menjadi dewasa dan bertemu dengan Pedro Torcero. Mereka manjadi sepasang kekasih hingga membuat ayah Blanca tidak suka kepadanya. Esteban Trueba secara terang-terangan tidak suka dengan hubungan mereka dan memarahi Blanca habis-habisan dan mengusir Pedro dari wilayahnya. Tidak hanya mengusir, namun juga memotong tiga jari Pedro. Clara yang melihat anaknya mendapat perlakuan seperti itu mencoba menenagkan suasana namun Esteban Trueba malah memukulnya. Konflik tersebut menjadi memanas karena telah terjadi tindakan main tangan oleh Esteban Trueba untuk memukul seorang wanita, istrinya. Clara memutuskan untuk tidak mau berbicara dengan Esteban Trueba lagi.
Esteban menjadi sangat bingung karena melihat Blanca tengah hamil anak Pedro, dan memutuskan agar Jean Stigny (seorang dari Perancis) mau menikahi Blanca. Hingga akhirnya Blanca melahirkan seorang anak bernama Alba. Hingga kahirnya Alba diramalkan oleh ibunya mendapatkan jodoh seseorang yang bernama Miguel.
Konflik mulai memuncak saat Esteban Trueba dengan gerakan politis sosialisnya ingin mengkudeta pemerintahan, namun rezim militer pemerintahan yang dipimpin oleh Esteban Garcia bertindak brutal dan memukul balik serangan Esteban Trueba. Esteban Garcia yang ingin membalas dendamnya ketika ia ditinggal oleh ayahnya, berhasil membunuh Jaime yang merupakan saudara tirinya. Memang resiko pertengkaran antara saudara tiri sangatlah mungkin, namun jika dapat dikendalikan oleh ayah mereka yang berperan sebagai pengadil di antara saudara tiri tersebut, maka semuanya akan baik-baik saja. Selanjutnya Esteban Garcia berhasil memperkosa Alba hingga Alba ingin mengakhiri hidupnya.
- Kesimpulan
Jika disimpulkan, maka konflik-konflik yang terjadi dan menyangkut hampir setiap anggota keluarga tersebut menjadi suatu hal yang tidak memberikan rasa senang terhadap sesama, selanjutnya saling menyakiti yang dapat ditemukan dan semakin hilangnya rasa persaudaraan sedarah mereka. Apalagi jika hadirnya anak tiri dan ingin membalaskan dendam akibat tidak dihiraukan saat anak tiri tersebut membutuhkan kasih sayang dan tuntunan oleh seorang ayah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar