Klausa Bahasa Indonesia
1. Pengertian klausa dan perbedaan dengan kalimat
Dalam tataran sintaksis Bahasa Indonesia, klausa merupakan salah satu dari satuan-satuan milik Sintaksis selain kata, frase, kalimat, dan wacana. Maka dari itu klausa haruslah didapati sebagai sebuah bagian yang tidak boleh ditanggalkan dari sistem sintaksis ini sebagai satuannya. Dalam Bahasa Indonesia, terdapat klausa-klausa yang tentu menarik untuk ditelaah lebih lanjut karena bentuknya hampir sama dengan kalimat pada umumnya.
Definisi klausa menurut M. Ramlan merupakan satuan gramatik yang terdiri dari unsur predikat saja, lalu disertai dengan fungsi subjek, objek, pelengkap, dan keterangan ataupun tidak. Sehingga fungsi-fungsi selain predikat boleh hadir atau boleh tidak. Sedangkan menurut Abdul Chaer, klausa merupakan satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkontruksi predikat. Artinya, di dalam kontruksi itu ada komponen berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai predikat; dan yang lain berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap, dan keterangan. Sehingga dapat disimpulkan klausa sebagai satuan gramatik dalam sintaksis yang berkewajiban mempunyai fungsi predikat sebagai unsurnya.
Untuk membedakan klausa dengan kalimat dengan mencontohkan pada kumpulan kata-kata seperti ini: Andi bermain. Dalam kontruksi tersebut, syarat menjadi klausa telah terpenuhi dengan adanya fungsi predikat sebagai syarat mutlak serta hadirnya fungsi subjek. Klausa tersebut dapat berubah menjadi kalimat dengan menambahkan tanda final berupa tanda (.), (?), (!). Jika kalimat tersebut tanpa tanda-tanda seperti itu, maka masih disebut sebagai klausa.
2. Analisis klausa berdasarkan kategori fungsi dan makna
Seperti yang diuraikan di atas, klausa terdapat fungsi wajib dan fungsi tidak wajib. Fungsi wajib yaitu fungsi predikat sebagai pernyataan mengenai yang ingin diutarakan atau mengenai subjek. Sedangkan fungsi tidak wajib adalah subjek, objek, pelengkap, dan keterangan. Subjek sendiri adalah fungsi yang menjadi hal yang ingin dikatakan oleh oleh penulis. Seperti klausa Ayah makan, Ayah menjadi subjek karena merupakan hal yang ingin dikatakan, dan makan merupakan predikat karena berisi pernyataan mengenai subjek. Objek sendiri akan bersifat wajib hadir jika fungsi predikatnya berupa predikat transitif seperti Irfan memakan buah apel. Selanjunya fungsi pelengkap sebagai fungsi yang melengkapi klausa yang berpredikat intransitif seperti Irfan bersenjata senapan MK-41. Sedangkan untuk fungsi keterangan berfungsi sebagai memberi informasi tambahan dalam klausa itu sendiri berupa waktu atau tempat seperti: Malam ini Irfan tidak bisa tidur.
Fungsi-fungsi klausa tersebut jika dikategorikan secara golongan kata, maka menghasilkan analisis seperti berikut. Fungsi predikat terdapat beberapa golongan yaitu kata benda (N), kata kerja (V), dan kata numeralia (Bil). Contoh untuk fungsi predikat bergolongan kata benda yaitu: Batu itu adalah batu Zamrud. Contoh untuk fungsi predikat bergolongan kata kerja yaitu: Irfan sedang meminta uang. Contoh untuk fungsi predikat bergolongan kata numeralia yaitu: Teman-temannya ada tujuh orang. Fungsi subjek hanya terdapat golongan kata benda (N) seperti : Irfan pergi berkerja dan Tiga wanita itu mendapatkan perhiasan. Selanjutnya fungsi objek juga hanya terdapat golongan kata benda (N) seperti : Irfan membeli buku Kewarganegaraan dan Anak-anak itu memberikan ibunya sebuah pakaian. Fungsi pelengkap terdapat tiga golongan kata yaitu kata benda (N), kata kerja (V), dan kata numeralia (Bil). Contoh untuk fungsi pelengkap bergolongan kata benda yaitu: Orang itu berkalung emas. Contoh untuk fungsi pelengkap bergolongan kata kerja yaitu: Irfan sedang belajar berhitung. Contoh untuk fungsi pelengkap bergolongan kata numeralia yaitu: Teman-temannya berkurang satu orang. Selanjutnya fungsi keterangan terdapat beberapa golongan kata yaitu kata keterangan (ket), frase depan (FD), kata benda (N), dan kata kerja (V). Contoh untuk fungsi keterangan bergolongan kata benda yaitu: Bulan yang akan datang Irfan akan pulang. Contoh untuk fungsi keterangan bergolongan kata kerja yaitu: Irfan berjalan tersandung-sandung. Contoh untuk fungsi keterangan bergolongan kata frase depan yaitu: Komeng dan Sule mengangkat sepeda motor itu secara bersama-sama. Contoh untuk fungsi keterangan bergolongan kata keterangan yaitu: Inggris akan segera datang besok sore.
Selanjutnya fungsi-fungsi tersebut dianalisis berdasarkan maknanya maka menghasilkan analisis sebagai berikut. Fungsi predikat mempunyai beberapa makna seperti tindakan, keadaan, pengenal, dan jumlah. Fungsi predikat bermakna tindakan seperti: Rondo mengerjakan soal bahasa Inggris. Fungsi predikat bermakna keadaan seperti: Kuliah kemarin sangat menyenangkan. Fungsi predikat bermakna pengenal seperti: Bapak dosen itu adalah Dekan Fakultas Kedokteran. Fungsi predikat bermakna jumlah seperti : Mobil Basuki ada tiga. Untuk fungsi subjek, terdapat enam makna yaitu pelaku, alat yang digunakan, sebab, pengalam, dikenal melalui tanda pengenal, dan yang dikenai jumlah. Fungsi subjek bermakna ‘pelaku’ seperti : Nurdin mengebom hotel J.W Marriot. Fungsi subjek bermakna ‘alat yang digunakan’ seperti : Becak itu mengangkut barang bawaan nenek. Fungsi subjek bermakna ‘sebab’ seperti : Kebakaran kertas ini menyebabkan terbakarnya rumah itu. Fungsi subjek bermakna ‘pengalam’ seperti : Pesawat Lion Air terjatuh saat mendarat di Bandara Selaparang. Fungsi subjek bermakna ‘dikenal melalui tanda pengenal’ seperti : Pemuda itu dikenal sebagai pemuda yang baik. Fungsi subjek bermakna ‘yang dikenai jumlah’ seperti : Pintu kamar itu dua. Selanjutnya fungsi objek terdapat lima macam makna yaitu menderita akibat tindakan, penerima tindakan, tempat, alat yang digunakan, dan hasil tindakan tersebut. Fungsi objek bermakna ‘menderita akibat tindakan’ seperti : Irfan memotong rumput di depan rumahnya. Fungsi objek bermakna ‘penerima tindakan’ seperti : Bapak Walikota menghadiahi Sudin uang. Fungsi objek bermakna ‘tempat’ seperti : Irfan baru ini mengunjungi rumah neneknya. Fungsi objek bermakna ‘alat yang digunakan’ seperti : Nurdin menggunakan bom untuk meledakkan Tunjungan Plaza. Fungsi objek bermakna ‘hasil tindakan tersebut’ seperti : Mahasiswa Sastra Indonesia menulis antologi puisi berjudul ‘Detik-detik Kematian’.
Untuk fungsi pelengkap terdapat dua makna yaitu sebagai yang dikenai akibat tindakan predikat dan alat yang digunakan. Fungsi pelengkap yang bermakna ‘yang dikeani akibat tindakan predikat’ seperti : Setiap malam Dina bermimpikan seorang pangeran. Fungsi pelengkap yang bermakna ‘alat yang digunakan’ seperti : Rumah Unyit beratapkan jerami. Selanjutnya fungsi keterangan terdapat sepuluh jenis makna yaitu tempat, waktu, cara, penerima faedah, peserta yang ikut, alat yang dipakai, sebab, frekuensi tindakan, perbandingan, dan perkecualian. Fungsi keterangan yang bermakna ‘tempat’ seperti: Ali bertemu dengan Saskia di depan rumah Andi. Fungsi keterangan yang bermakna ‘waktu’ seperti : Dini hari tadi Irfan pergi menemui Nyoman. Fungsi keterangan yang bermakna ‘cara’ seperti: Pemain itu menendang bola dengan kerasnya. Fungsi keterangan yang bermakna ‘penerima faedah’ seperti : Quinn memberikan uang kepada Foe. Fungsi keterangan yang bermakna ‘peserta yang ikut’ seperti : Tuti menyanyikan lagu kenangan dengan Titi DJ. Fungsi keterangan yang bermakna ‘alat yang dipakai’ seperti : Nenek menjahit baju itu dengan jarum yang telah karatan. Fungsi keterangan yang bermakna ‘sebab’ seperti : Adam menangis ketakutan karena melihat ayahnya membawa pisau berdarah. Fungsi keterangan yang bermakna ‘frekuensi tindakan’ seperti : Mony memukul Tina sebanyak empat-lima kali. Fungsi keterangan yang bermakna ‘perbandingan’ seperti: Makanan ini sangat enak seperti masakan luar negeri. Fungsi keterangan bermakna ‘perkecualian’ seperti : Semua mahasiswa mendapat pakaian terkecuali Irfan.
3. Jenis-jenis klausa
Berdasarkan struktur internnya, klausa dapat dibedakan menjadi klausa lengkap dan klausa tidak lengkap. Hal ini berdasar pada ada-tidaknya fungsi subjek, dan karena hal ini peran subjek merupakan terpenting kedua setelah fungsi predikat sebagai syarat mutlak adanya suatu klausa. Klausa lengkap terdiri sedikitnya yaitu fungsi predikat dan subjek seperti: Badan orang itu sangat besar. Sedangkan klausa tidak lengkap terdiri sedikitnya fungsi predikat saja, berikut ditemani oleh fungsi-fungsi lainnya seperti objek, pelengkap, dan keterangan, seperti: membaca komik; bermain api; dan pergi ke sekolah.
Berdasarkan kategori kata atau frase yang menduduki fungsi predikat, klausa dapat dibagi menjadi klausa nominal, klausa verbal, klausa bilangan, klausa adjektifal, klausa adverbial, dan klausa preposisional. Klausa nominal adalah klausa yang berpredikat terdiri kata atau frase nominal seperti : Orang-orang itu adalah mahasiswa tahun lalu. Klausa verbal adalah klausa yang berpredikat terdiri kata atau frase verbal seperti : Deny mendaki Gunung Semeru bulan kemarin. Klausa bilangan adalah klausa yang berpredikat numeralia atau bilangan seperti : Rumah Bapak Siswanto itu tiga unit. Klausa adjektifal yaitu klausa yang berpredikat kata adjektifal seperti : Hari ini gadis kecil itu rapi sekali. Klausa adverbial yaitu klausa yang berpredikat kata adverbia seperti : hidupnya sangat menderita. Klausa preposisional yaitu klausa yang berpredikat kata depan atau frase depan seperti : adik di depan rumah.
Daftar Pustaka :
Ramlan, M. 1981. Sintaksis. Yogyakarta : UP Karyono
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar